Beberapa bulan ini banyak sekali selebgram dan teman-teman instagram saya yang foto berjamaah di Museum Macan, mungkin teman-teman kalian juga salah satunya yang foto disini.
Museum Macan di Indonesia ini menjadi lokasi ketiga pameran yang sebelumnya sudah pernah ditampilkan di National Gallery Singapore (NGS) dan Queensland Art Gallery | Gallery of Modern Art (QAGOMA) “Yayoi Kusama: Life Is The Heart of Rainbow” ini akan ditampilkan di Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara (Macan) pada 12 Mei-9 September 2018. Menampilkan lebih dari 130 karya, pameran ini berfokus pada perkembangan artistik Yayoi Kusama selama hampir 70 tahun berkarya sejak era 1950-an. Dari ukuran data tersebut, pameran Yayoi ini menjadi terbesar yang pernah digelar di Indonesia, karena juga menggambarkan kreativitas sang seniman dan periode-periode penting dalam karier dan hidupnya (From Liputan 6) Jujur awalnya saya tidak tertarik datang ke pameran ini, padahal lokasi museum nya dekat sekali dari rumah saya, saya bukan orang yang mengerti seni, walaupun sebelumnya sudah pernah beberapa kali mengunjungi pameran seni, tapi kalau bukan karena diajak teman-teman, saya tidak akan datang ke pameran semacam ini. pertama karena saya tidak tahu arti dari seni tersebut, kedua harga tiket masuk nya terkadang mahal, ketiga biasanya pameran semacam ini hanya dijadikan ajang foto-foto saja dan relatif ramai. alasan terakhir mungkin yang paling mempengaruhi saya untuk tidak datang ke pameran seni. Saya mendapatkan pengalaman yang cukup 'berbeda' saat saya datang ke museum macan ini. 'berbeda' karena pameran ini mempunyai peraturan yang cukup ketat. pameran seni museum macan ini memang terkenal ramai pengunjung sehingga untuk datang kesini, kita harus membeli tiket secara online dulu di website museum macan lalu pengunjung harus memilih jam berapa akan datang ke museum ini, saya waktu itu memilih jam 10-12 pagi sehingga saya dan rombongan harus datang antara jam 10-12 pagi, jujur waktu itu saya telat bangun karena malamnya saya lembur mengerjakan tugas kantor. Saya sampai di museum pukul 12 siang kurang 3 menit karena katanya lewat dari jam 12 siang tiket akan hangus. maka paniklah saya dan berangkat tanpa memakai makeup sama sekali, saya tiba dan satpam yang ada di loket pembelian bilang tiket saya sudah hangus padahal saat itu masih ada beberapa menit sebelum jam 12, karena panik dan teman-teman saya yang lain sudah didalam ruang pameran maka saya sengaja menerobos masuk ke lt 3 (ada 2 antrian tiket di lt 2 dan 3, lt 3 adalah antrian untuk pengecekan tiket masuk ke ruang pameran) bersyukurnya saya dijemput teman saya yang keluar lagi dari ruang pameran, kepanikan selanjutnya, ternyata tas saya tidak boleh masuk karena ukuran nya lebih dari ukuran kertas A4, padahal saya sengaja membawa alat tempur saya (baca: makeup) because I went there with perfectly bared face :) saya kemudian membawa pouch makeup saya dan parfum, saya terburu-buru karena jam masuk saya sudah terlambat dan mba2 loket tas bilang "2 menit lagi ya waktunya utk menitipkan tas, kmu sudah telat masuk kedalam" pihak pameran melarang utk membawa segala jenis cairan ke dalam installasi pameran, saya buru-buru langsung menyembunyikan foundation dan primer makeup saya. Saya dan teman saya kemudian diantar ke fast lane utk masuk ke ruang pameran, karena sudah lewat dari jam 12, tiket tidak bisa di scan karena sudah terlambat, tetapi ticket person memperbolehkan saya masuk ruang pameran. Hal pertama yang saya cari saat masuk adalah toilet. of course I had to do my makeup rite? tetapi tidak ada toilet didalam ruang pameran. nice. saya kemudian memakai jurus 5 minute makeup challenge di pojok ruang pameran, sambil berdiri, karena tidak diperbolehkan duduk :)) what a hectic day!
Sampai di ruang pameran, setelah saya selesai makeup pastinya, yang saya rasakan adalah, rame banget! semua spot foto antri panjang, banyak anak-anak kecil dan tentunya 'anak-anak instagram' dengan fashion paling chic! beberapa installasi pameran yang memang terkenal antre sangat panjang, seperti infinity room, setiap pengunjung hanya diberikan waktu 15 detik untuk foto didalam. saya sih bela-belain aja antre for the sake of 100.000 rupiah yang sudah saya bayar. LOL. eventhough I don't really understand the meaning behind every project. Di setiap installasi ada 2 orang penjaga installasi yang sibuk memperingatkan pengunjung untuk tidak menyentuh installasi dan larangan lainnya tapi tidak menjelaskan sama sekali apa arti installasi tersebut, which is sebenarnya saya juga penasaran dan ingin tahu karena sudah sampai di dalam pameran tersebut. cukup kecewa karena pameran ini hanya dijadikan ajang foto-foto saja. Ternyata installasi pameran di museum macan ini tidak banyak, jadi sebenarnya kita cukup menghabiskan 1 jam untuk mengagumi karya dan foto-foto ala instagram tapiii karena antriannya sangat panjang saya dan rombongan menghabiskan 3,5 jam didalam. kami kemudian naik ke lt 4 tempat ruang installasi The Obliteration room, installasi terakhir, setelah itu kami pulang. Sebenarnya saya tidak puas dengan kunjungan saya ke museum macan ini, menurut saya kurang kondusif untuk disebut museum, museum yang saya harapkan adalah tempat yang tenang dan saya bisa mendapatkan informasi tentang pameran, tempat saya mendapatkan sedikit knowledge atau value setelah mengunjungi nya. memang serba salah, museum selama ini dianggap kuno dan tidak menarik, namun karena banyak instagram influencer yang mengunjungi museum macan ini, banyak anak-anak muda yang antusias untuk ikut mengunjungi museum, namun juga drawback nya adalah orang-orang yang datang ke museum ini menjadi kurang peduli dengan karya nya, terbukti dengan beberapa installasi yang rusak menurut pihak museum. demi eksis, merusak karya, ironis. Sebenarnya saya tidak masalah dengan larangan-larangan di dalam museum. menurut saya lazim karena karya yang ada di museum memang untuk dilestarikan, tapi sayangnya saya tidak mendapatkan informasi apapun dari guide museum yang seharusnya saya dapatkan saat berkunjung ke museum. Teringat kunjungan saya ke pameran seni ArtJog Juni 2017 lalu di Jogjakarta. Menurut saya di pameran tersebut seni-seni yang dipamerkan lebih banyak dan harga tiket masuk nya juga lebih murah. di setiap karya yang ditampilkan juga ada guide yang menjaga dan menjelaskan arti karya seni yang ditampilkan. memang tidak semua orang mengerti seni, tetapi dengan adanya guide yang menjelaskan, kita sebagai pengunjung bisa lebih mendapatkan benefit dan lebih menghargai karya seni yang ditampilkan. Menurutku kegiatan mengunjungi museum seperti ini juga penting untuk sarana edukasi bagi anak sehingga bisa membangkitkan kreatifitas anak, tapi jangan hanya dijadikan wisata selfie saja, tapi juga harus dijelaskan tentang karya-karya yang ditampilkan di museum, dan jangan lupa juga tetap mengunjungi museum sejarah dan museum arkeologi lainnya.
0 Comments
|
AuthorHi! I`m Hana. Archives
August 2021
Categories |